Kamis, 13 Maret 2014

surat kecil untuk Tuhan

Satu lagi mimpiku musnah ya Allah. mimpiku bekerja di perusahaan minyak asing yang orang gadang gadangkan. apakah usahaku tak sesuai. Aku belum berperang ya Allah. tahap administrasipun aku tak lulus. Bagaimana aku bisa berjuang. Hidup susah yang kami bertiga alami terus memacu aku untuk memilih jurusan ini. untuk bisa segera mungkin memutarbalikkan keadaan yang pilu ini. Awal masuk kuliah perkenalan dengan teman - teman satu jurusan. Cerita punya ceria 85% mereka anak dari pekerja tambang. Lalu, aku ini siapa? bapakpun aku tak u dimana. Saudara yang kerja ditambangpun aku tak ada. Lalu waktu itu percaya diriku cukup tinggi. Aku tanamkan dalam hati, "Jika mereka punya koneksi, akupun punya Allah koneksi terbesarku". Berhasil. Itu cukup berhasil sampai dengan aku melaksanakan Tugas Akhir. disitu temanku yang memiliki kenalan dengan orang - orang ditempat TA ku bisa dengan santai dan mudah. Jangan tanyakan tentang aku. Baru masuk pun aku didiami, tak dihiraukan. Kemudian aku pundibentak di suruh beerapa kali persentasi. Tapi, aku tak menyerah ya Allah. Aku tanamkan, "Ga papa, ini baik untuk mentalku kelak". Aku terus melanjutkan skripsi hingga akhirnya sidang skripsi, dimana temanku tidak di bentak, tidak di persulit. Namun aku lagi - lagi merasakan pedihnya perjuangan. Namun bagiku yang terpenting, aku tetap sampai di garis finish sama seperti mereka. Dunia perkuliahan sudah aku lewati ini saat - saat aku menjemput impian. Dimana aku akan bbekerja di perusahaan tambang atau minyak kemudian megirimkan uang untuk ibu dan mbak. membelikan rumah, mobil, dan mensegerakan ibu naik haji. Namun lagi - lagi itu hanya pikirku. Kemudian suatu hari aku mulai resah dengan status pengangguran ini, sedangkan temanku yang ditanyakan orang tentang status penganggurannya dan dia menjawab, "biasa aja.", aku terpana disitu. Dia dengan segala kecukupan materi orang tuanya memang tak pernah merasakan sulitnya tak punya uang mak dari itu dia tak ambil pusing dengan status penganggurannya. JAngan tanyakan aku. Beban yang mbak pikul semua gara - gara aku. gara - gara biaya kuliahku. mana bisa aku hanya santai dengan status itu. Tak lama berselang temanku diterima ekerjadi perusahaan tambang. Lalu aku terus menerus berjuang melawan orang - orang dalam tes pe-recruitan. lagi dan lagi gagal.

Sekarang sudah sejauh ini, apakah benar ya Allah sedari awal tak engkau retui jalanku? Apa benar ya Allah harus ku akhiri mimpi bbesarku?Apa benar aku harus sadar itu bukan jalanku? Apa benar ya Allah? 

Restui aku ya Allah. Restui setiap mimpiku. Pegang tanganku jangan engkau lepaskan. Bantu aku ya Allah jangan engkau tinggalkan. Jadilah koneksi terbesarku ya Allah jangan engkau terlantarkan. Ridhoi niatku untuk membahagiakan ibu dan mbak.Segerakanlah ya allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar